SOSIALISASI DAN PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (Fe) BAGI REMAJA PUTRI
DI MTS NEGERI KOTA CIMAHI
Oleh: Neneng Susy Nursamsiyah, S.HI.,M.E
Remaja berperan penting bagi perkembangan dan pembangunan suatu bangsa, sehingga remaja yang sehat merupakan investasi bagi masa depan. Remaja merupakan kelompok usia yang memiliki kebutuhan gizi yang lebih karena adanya faktor pertumbuhan. Masalah gizi pada remaja di Indonesia diantaranya meliputi 3 aspek yaitu: Kegemukan dan Obesitas, remaja pendek, dan anemia. Anemia menjadi permasalahan Kesehatan yang masih perlu ditingkatkan kepatuhannya dikalangan remaja putri.
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, yang bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, tinggi, kebiasaan merokok dan status kehamilan. Berdasarkan Survei Kementerian Kesehatan masih terdapat remaja putri usia 15-19 tahun dengan kondisi berisiko kurang energi kronik sebesar 36,3%, wanita usia subur 15-49 tahun dengan risiko kurang energi kronik 33,5%, dan mengalami anemia sebesar 37,1%” artinya, sekitar 1 dari 5 anak remaja di Indonesia menderita anemia. Anemia pada remaja putri berdampak pada kesehatan dan prestasi di sekolah. Saat menjadi Ibu hamil, anemia berisiko dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang tidak optimal, menyebabkan komplikasi kehamilan, dan persalinan serta kematian ibu dan anak. (Sumber: Kemkes.go.ig). Namun anemia dapat dicegah salah satunya dengan asupan zat besi yang seimbang dari makanan protein hewani seperti hati, ikan dan daging. Melalui tanya jawab yang dilakukan pada Gerakan Emas Bebas Anemia dan Zero New Stunting (GEMAZ) tanggal 11 Agustus 2022, remaja putri di MTs Negeri Kota Cimahi menjelaskan bahwa sebagian besar dari mereka tidak suka hati, ikan dan jarang sekali memakan daging. Sedangkan Remaja putri memerlukan zat besi sebesar 2,2 mg per hari dan kebutuhan ini akan meningkat pada saat menstruasi (Wiseman, 2002). Siswa MTs/ SMP dengan batasan usia sekitar 12-15 tahun, termasuk dalam tahap perkembangan pubertas atau remaja awal sampai remaja pertengahan dengan proses perkembangan biopsikososial yang perlu mendapat perhatian dari orang tua (keluarga), guru (sekolah), dan masyarakat.
Remaja putri memiliki risiko yang lebih tinggi mengidap ADB (Anemia Defisiensi Besi) daripada remaja putra. Alasan pertama karena setiap bulannya mengalami menstruasi sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi pengganti. Alasan kedua adalah karena remaja putri seringkali menjaga penampilan (body image), berkeinginan untuk tetap langsing atau kurus sehingga melakukan diet dan pengurangan makanan yang ekstrim. Diet yang tidak seimbang menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang penting termasuk zat besi (Fe).
Kekurangan zat besi dianggap sebagai penyebab paling umum anemia secara global sehingga Pemerintah telah menjadikan Program gizi bagi remaja sebagai program nasional sejak 2016 salah satunya yaitu pencegahan anemia di kalangan remaja putri dengan cara suplementasi zat besi dan asam folat mingguan atau yang disebut dengan Tablet Tambah Darah (TTD). Namun kegiatan inipun masih belum banyak berhasil. Kurangnya edukasi dan pemahaman tentang pentingnya meminum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri, kurangnya dukungan dari keluarga, dan pola pikir remaja yang keliru menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan dan kepatuhan meminum Tablet Tambah Darah (TTD).
Sebagai dukungan terhadap program pemerintah, maka MTs Negeri Kota Cimahi melakukan sosialisasi, pemberian dan pencanangan minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri secara rutin berdasarkan kesepakatan diberikan satu minggu sekali setiap hari Kamis. Pencanangan minum Tablet Tambah Darah (TTD) mulai dilaksanakan kembali sejak Agustus 2022 dan berharap dapat diteruskan kembali sehingga menjadi agenda wajib setiap minggu dan diberikan secara langsung serempak di lapangan MTs Negeri Kota Cimahi. Tablet Tambah Darah (TTD) diterima melalui Puskesmas Cibeber dengan Perwakilan pelayanan kesehatan sekolah oleh Ibu Imas Aning Karwati, A.Md.Kg dan disalurkan oleh Pembina UKS MTs Negeri Kota Cimahi dengan mengerahkan seluruh anggota Kader Kesehatan Remaja (KKR) untuk membagikannya dengan dua acara, yaitu mengumpulkan seluruh remaja putri (rematri) di lapangan MTs Negeri Kota Cimahi atau membagikannya ke setiap kelas 7, 8 dan 9.
Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Cimahi memfasilitasi program Tablet Tambah Darah (TTD) ini dengan berbagai macam kegiatan penyuluhan serempak pada sekolah dan madrasah melalui koordinasi guru pembina UKS dan pelatihan bagi Kader Kesehatan Remaja (KKR). Pada rapat koordinasi bidang Kesehatan Kota Cimahi tahun 2022 yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2022 di Aula Technopark lalu, guru pembina uks dan petugas puskesmas se-Kota Cimahi dihimbau untuk mengaktifkan kembali upaya sosialisasi dan dan Gerakan Emas bebas Anemia dan Zero New Stunting (GEMAZ) serta mengingatkan kembali perihal dasar hukum dan kebijakan UKS/M sehingga dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar tanpa ada keragu-raguan.
MTs Negeri Kota Cimahi pun ikut serta merekomendasikan tiga perwakilan untuk mengikuti Pembinaan dan Pelatihan Kader Kesehatan Remaja (KKR) se-Kota Cimahi di Aula Technopark pada Hari Selasa Tanggal 29 November 2022. Tiga siswa tersebut yaitu: Muhammad Nabil Abyaz Fauzi (9H), Andini Firzatullah Batari (9F), dan Alya Suci Perwitaningsih (8C). Kegiatan ini dimaksudkan agar perwakilan setiap sekolah dapat menginformasikan kembali atau menjadi Peer Conselor bagi anggota Kader Kesehatan Remaja (KKR) lainnya sehingga semua informasi terkait sosialisasi Minum Tablet Tambah Darah (TTD), Pengetahuan tentang penyakit menular dan penyakit tidak menular serta masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di Kota Cimahi dapat diinformasikan pada seluruh siswa di MTs Negeri Kota Cimahi.
Sosialisasi dan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Bagi Remaja Putri khususnya di MTs Negeri Kota Cimahi perlu mendapat dukungan dari semua pihak yaitu remaja putri dengan pengetahuan yang cukup, keluarga, lingkungan, dan sosial budaya yang kemudian akan menjadi determinant of healthi bagi remaja putri. Beberapa hal penting terkait Tablet Tambah Darah (TTD) yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
- Konsumsi tablet penambah darah yang mengandung zat besi secara terus menerus tidak akan menyebabkan keracunan karena tubuh memiliki sifat autoregulasi zat Sehingga, aman dikonsumsi sesuai program.
- Konsumsi TTD terkadang menimbulkan efek samping berupa: nyeri/perih di ulu hati, mual, muntah dan feses berwarna hitam. Hal ini tidaklah berbahaya dan untuk mengurangi gejala di atas, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi TTD setelah makan atau pada malam hari sebelum tidur.
- Sebagai upaya meningkatkan penyerapan zat besi, disarankan untuk mengkonsumsi tablet zat besi dengan buah-buahan yang merupakan sumber vitamin C (jeruk, pepaya, mangga, jambu biji, dll) dan sumber protein hewani (hati, ikan, unggas dan daging).
- Hindari mengonsumsi TTD bersamaan dengan teh, kopi, tablet kalsium dosis tinggi dan obat sakit maag, terutama yang mengandung kalsium karena akan menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
- Kecukupan zat besi mempersiapkan kelahiran calon bayi lahir terhindar dari risiko stunting.
Editor : Humas MTsN Kota Cimahi