Penerapan Deep Learning untuk Meningkatkan Literasi Digital di Kalangan Gen-Z

Oleh : Deni Kurniawan As’ari, M.Pd. | Ketua MGMP Pendidikan Pancasila MTs Provinsi Jawa Barat

 

Gen Z, atau lebih dikenal dengan sebutan digital natives, berkembang dan tumbuh besar di zaman pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini. Generasi Z dikatakan sebagai generasi digital karena mereka lahir dan tumbuh pada era digital yang identik dengan perkembagan iptek. Menariknya bahwa kemahiran Gen Z dalam menggunakan teknologi tidak secara langsung otomatis berbanding lurus dengan tingkat literasi digital yang baik dan mumpuni.

Seperti yang kita pahami bahwa Literasi digital yang sebenarnya mencakup kemampuan untuk tidak sekedar menggunakan teknologi ansich, namun juga bagaimana memahami, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara efektif, efiesien,   dan bertanggung jawab. Menurut Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Kecakapan pengguna dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

Maka Disinilah peran pentingnya dari deep learning, sebagai cabang dari kecerdasan buatan (AI), dapat memberikan dan menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan literasi digital di kalangan Gen Z saat ini.

Hal yang terpenting dan termasuk tantangan utama dalam meningkatkan literasi digital yaitu bagaimana memilah informasi yang valid dan juga kredibel dari lautan informasi yang tersedia membuncah di internet. Algoritma deep learning memiliki kemampuan untuk menganalisis pola dan fitur kompleks dalam data, termasuk teks, gambar, dan video. Dengan melatih model deep learning menggunakan dataset besar yang berisi informasi terpercaya dan disinformasi, sistem dapat dikembangkan untuk membantu Gen-Z dalam mengidentifikasi berita palsu (hoax), propaganda, dan konten manipulatif lainnya. Fitur ini dapat diintegrasikan ke dalam platform media sosial, mesin pencari, atau bahkan aplikasi pendidikan, memberikan peringatan atau analisis terhadap konten yang mereka konsumsi.

Menariknya lagi bahwa, deep learning juga dapat dimanfaatkan untuk personalisasi pembelajaran literasi digital. Setiap person individu dalam Gen-Z memiliki tingkat pemahaman dan kebutuhan yang berbeda terkait literasi digital. Sistem berbasis deep learning berpotensi mampu menganalisis interaksi pengguna dengan materi pembelajaran, mengidentifikasi area dimana mereka kesulitan, dan menyesuaikan konten serta metode penyampaian agar lebih efektif. Misalnya, jika seorang pelajar merasa kesulitan memahami konsep privasi data, sistem dapat menawarkan materi tambahan, studi kasus, atau kuis interaktif yang dirancang khusus untuk memperkuat pemahaman di area tersebut.

Deep learning juga membuka peluang untuk pengembangan alat bantu kreatif yang meningkatkan literasi digital melalui praktik langsung. Generasi Z dikenal dengan kreativitas dan keinginan untuk berekspresi. Dengan memanfaatkan model deep learning generatif, seperti yang digunakan dalam pembuatan teks atau gambar, Gen-Z dapat belajar tentang hak cipta, etika penggunaan konten digital, dan cara menciptakan konten yang bertanggung jawab. Proses ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang aspek-aspek penting literasi digital, tetapi juga memberdayakan mereka sebagai pembuat konten yang cerdas.

Terlepas dari hal di atas, implementasi deep learning untuk meningkatkan literasi digital di kalangan Gen-Z juga memiliki tantangan sendiri. Ketersediaan data berkualitas tinggi untuk pelatihan model, isu bias dalam algoritma, dan perlunya infrastruktur yang memadai adalah beberapa hal yang perlu segera diatasi. Selain itu juga  aspek etika penggunaan AI dalam pendidikan dan perlindungan data pribadi pengguna juga harus menjadi perhatian utama.

Sebagai kesimpulan, deep learning memiliki potensi besar untuk merevolusi cara kita meningkatkan literasi digital di kalangan Generasi Z. Dengan kemampuannya dalam analisis data kompleks, personalisasi pembelajaran, dan fasilitasi kreativitas, deep learning dapat membekali Gen-Z dengan keterampilan penting untuk menavigasi lanskap digital yang terus berkembang. Namun, implementasinya memerlukan perencanaan yang matang, pertimbangan etis, dan kolaborasi antara pengembang teknologi, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.

 

Daftar Pustaka

  • Suherdi. Cattleya Darmaya Fortuna  (2021), Peran literasi digital di masa pandemik., Jurnal
  • Dewi, S. (2020). Literasi Digital di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Komunikasi dan Kajian Media
  • Fauzi, A., & Suryani, N. (2019). Tantangan dan Peluang Literasi Digital di Kalangan Generasi Z. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNRI
  • Kurniawan, R., & Mulyana, Y. (2021). Implementasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dalam Pendidikan: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal Teknologi Pendidikan
  • Nasrullah, R. (2017). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Simbiosa Rekatama Media.
  • Pratama, A. A. (2020). Literasi Digital Generasi Z dalam Menghadapi Era Informasi. Jurnal Ilmu Komunikasi,